Bandung, -
Di Jalan Raya Dago Kota Bandung, terlihat Hasan Fiidel seorang pengemudi ojek online turun tangan menambal sendiri lubang jalan yang sangat rawan bagi pengguna lalu lintas. Meski aksinya mendapat apresiasi, peristiwa ini justru menimbulkan pertanyaan serius !, di mana peran dinas terkait dalam pemeliharaan jalan ?, pada 19 Agustus 2025.
Menurut pengamat kebijakan publik R. Wempy Syamkarya SH.MM., peristiwa ini adalah sinyal bahwa sistem pemeliharaan infrastruktur masih jauh dari memadai. “Ketika masyarakat sendiri yang ambil alih tugas pemerintah, apalagi di jalan utama seperti Dago itu !, mencerminkan lemahnya mekanisme respons infrastruktur kota. Padahal, dana untuk pemeliharaan jalan tersedia dalam APBD Kota Bandung,” ujar menyorotinya.
Informasi resmi menunjukkan, bahwa dilansir APBD Kota Bandung 2025 telah disepakati senilai sekitar Rp. 7,882 triliun detik.com Dari keseluruhan anggaran tersebut, sektor infrastruktur mendapat porsi cukup besar, mencapai Rp. 805 miliar, yang mencakup pemeliharaan jalan hingga pembangunan fasilitas publik lainnya detik.com. Artinya, ada dana signifikan yang seharusnya bisa digunakan untuk tanggap infrastruktur, khususnya pada titik - titik rawan seperti Jalan Dago.
Selain itu, pemerintah juga menyetujui penambahan anggaran sebesar Rp. 309 miliar melalui perubahan APBD (KUA–PPAS) yang salah satu alokasinya untuk Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Binamitra (DSDABM) di sektor pemeliharaan jalan yang turut mencakup proyek penting seperti rehabilitasi Teras Cihampelas. Pikiran Rakyat Koran, bisnis.com
Namun, fakta bahwa lubang di Dago tidak segera ditangani menimbulkan kesan bahwa proses birokrasi atau eksekusi lapangan belum berjalan optimal, meski anggaran sudah tersedia.
Hingga saat ini, pihak Dinas PU Kota Bandung belum merespons permintaan konfirmasi mengenai keterlambatan penanganan lubang tersebut.
Aksi warga yang turun tangan menambal lubang ini, sejatinya patut diapresiasi. Namun, lebih jauh hal tersebut menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah. Agar, meningkatkan kecepatan dan efektivitas pemeliharaan infrastruktur. Dari sisi anggaran, dana telah tersedia kurang hanyalah implementasi yang sigap. (Benk)
Editor Toni Mardiana