
Militer Israel (IDF) berdalih serangan itu merupakan “kesalahan sasaran” akibat malfungsi sistem. Dalam pernyataan yang dikutip Reuters, IDF mengatakan rudal seharusnya menyasar seorang anggota Jihad Islam, namun melenceng dan menghantam area sipil. “IDF menyesalkan kerugian warga sipil yang tidak terlibat,” tulis pernyataan itu seperti dilansir Reuters, 14 Juli 2025.
Namun dunia tidak tinggal diam. Banyak pihak menganggap pernyataan itu sebagai pengulangan “narasi klasik” untuk membenarkan kekerasan terhadap warga sipil. Menurut dr. Ahmed Abu Saifan dari RS Al-Awda, enam anak dilaporkan meninggal dan 17 lainnya mengalami luka serius dalam insiden tersebut.
“Air menjadi barang mewah di Gaza, dan sekarang bahkan saat mengambil air pun mereka harus kehilangan nyawa,” ujar dr. Saifan.
Salah satu suara dari Indonesia yang menyoroti keras tragedi ini datang dari Sony Teguh Prasarana, seorang birokrat senior sekaligus tokoh publik asal Kota Bandung yang dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu kemanusiaan, khususnya perjuangan rakyat Palestina.
“Saya menangis… Saya marah… Dunia sedang gila jika kematian anak-anak bisa disebut sebagai ‘kesalahan teknis’ belaka. Ini biadab!” tegas Sony dalam unggahan media sosialnya, Senin malam.
“Sudah terlalu sering alasan ‘salah sasaran’ digunakan untuk menutupi kejahatan perang. Kita tidak boleh diam.”
Sony, yang kerap hadir dalam forum-forum solidaritas untuk Palestina, menyerukan agar pemerintah Indonesia meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Israel dan mendukung investigasi internasional atas tragedi ini.
Serangan ini menjadi babak baru dalam catatan panjang penderitaan rakyat Gaza yang terus berlangsung sejak perang berkecamuk kembali tahun lalu. Organisasi HAM internasional mendesak penyelidikan independen dan penghentian segera atas penggunaan senjata berat di wilayah padat penduduk.
Sementara itu, masyarakat internasional terus menggelar aksi solidaritas dan doa untuk warga Gaza, menuntut gencatan senjata serta jaminan perlindungan bagi warga sipil, khususnya anak-anak.
Pada kesempatan yang sama Sony juga mengkritisi dan mengutuk sikap pemerintahan Amerika “Dalam kepemimpinan Trump negera adidaya Amerika memperlihatkan keberpihakan kepada Israel dalam penghancuran suatu negara termasuk upaya keji genosida kepada rakyat Palestina , Pemerintah Amerika penuh dengan ke pura pura an termasuk berkhianat atas semua nilai dan makna simbol “Liberty” yang mereka bangun di New York dengan megah, dalam arti seharusnya Amerika dapat mendukung penuh kebebasan dan keadilan di dunia serta menjadi pencerah dan penerang bagi Semua warga dunia di seluruh benua”, ujar Sony.
HumasSTP
BenkBenk