KOTA BANDUNG, -
Sekira 15000 massa dari berbagai wilayah di Jawa Barat, menggelar aksi damai bela Palestina pada Ahad, 19 Oktober 2025 di depan Gedung Sate Kota Bandung. Gelaran aksi yang diinisiasi, oleh Forum Ulama Tokoh dan Advokat (FUTA) Jawa Barat ini sudah yang ke tiga kalinya dilakukan.
Sebagai juru bicara aksi Ricky Fattamazaya, menyebutkan bahwa Negeri Para Nabi yaitu Palestina hingga kini masih berada di bawah penjajahan Zionis Israel. “Kalau banyak orang bilang Palestina sudah merdeka, itu adalah penyesatan yang nyata, karena pada faktanya Palestina masih dijajah,” ucap Ricky dihadapan awak media.
Ricky juga mengungkapkan ketidak percayaannya terhadap perjanjian damai yang ditawarkan, oleh negara - negara Barat seperti Amerika yang ditujukan antara Palestina dan Israel. Menurutnya, selama ini Israel kerap mengingkari perjanjian dan menjadi pihak yang melanggar gencatan senjata.
“Perjanjian - perjanjian sering dikhianati oleh mereka ; gencatan senjata yang mereka inginkan seringkali diikuti penembakan dan pemboman oleh pihak yang sama. Kita tidak boleh terjebak lagi dan mengulangi kesalahan yang sama,” ungkapnya.
Selain itu, ucap Koordinator aksi Pirmanyah menegaskan gencatan senjata ini sesungguhnya rapuh, sebagaimana waktu sebelumnya, gencatan senjata telah terjadi pada pada 15 Januari 2025 dan menurutnya itu pun kembali dikhianati Yahudi.
Kerena itu, ia mewakili Forum Ulama Tokoh dan Advokat Jawa Barat mengutuk semua bentuk kebiadaban atau genosida yang dilakukan entitas yahudi zionis, termasuk rencana pemerintahan transisi internasional bentukan Amerika di Gaza Palestina saat ini.
"Waspadai, gencatan senjata dari pengkhianatan Penjajah Yahudi. Termasuk yang mereka masih terus lakukan pembantaian, sesungguhnya akar masalah Baitul Maqdis (Palestina) ini adalah penjajahan entitas Yahudi Zioni penjajah yang dibeking negara kafir penjajah, baik Inggris pasca Deklarasi Balfour 1917 maupun Amerika sampai era Trump saat ini." Jelasnya.
Ia melanjutkan, aksi kali ini juga menuntut para penguasa negeri - negeri muslim, terutama Presiden Indonesia untuk mengirimkan tentara Zionis dari seluruh bumi Baitul Maqdis (Palestina), bukan menjadi tentara perdamaian saja.
Terakhir, ia mengajak semua pihak, khususnya para tokoh - tokoh muslim dari kalangan ulama, mubalighoh, militer, cendekiawan, pengusaha, jurnalis, pengacara, mahasiswa dan yang lainnya untuk bersatu dalam ukhuwah Islamiyah, untuk berjuang bersama demi terbebaskannya kawasan Baitul Maqdis (Palestina) dan negeri - negeri Islam lainnya. Persatuan yang menurutnya, tegak di atas landasan Aqidah Islamiyah. (Lilis Suryani)
Editor Toni Mardiana.