Opini Publik,-
Ada yang menarik saat momen 100 hari pertama kinerja Gubernur dan Wakil Jawa Barat, menurut lembaga survey indicator politik Indonesia menyebutkan bahwa sebesar 94,7 persen tingkat kepuasan terhadap kinerja Gubernur Jawa Barat dan ini disebut-sebut yang tertinggi diantara lima Gubernur lain di pulau Jawa.
Namun rupanya, tingkat kepuasan warga terhadap kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, tidak berbanding lurus dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Jabar di berbagai bidang.
Menurut Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar Zaini Shofari, memberikan nilai 7,5 untuk kinerja Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, selama 100 hari kerja memimpin Jabar. Penilaian itu diberikan Zaini, karena melihat masih ada disparitas antara kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan implementasinya oleh birokrasi di Pemprov Jabar.
Selain itu, dalam 100 hari kerja memimpin jabar publik harus menjerit akibat masifnya badai PHK, kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan kasus korupsi yang semakin menggila dan nampak tak terbendung oleh apapun dalam program/upaya yang dilakukan.
Demikianlah kesulitan yang harus dihadapi, kian lama kian terbukti bahwa kapitalis-sekuler tidak akan pernah mampu menjadi perisai ummat. Jangankan perlindungan, justru sistem ini memiliki banyak bahaya yang siap menerkam ummat.
Dalam Islam, pemimpin itu hakikatnya pengurus dan pelayan rakyat. Demikian sebagaimana sabda Nabi saw., “Pemimpin (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus. (HR. al-Bukhari)
Kemudian, bila kita memasuki mesin waktu menuju masa yang Rasulullah Saw., sebagai kepala negara. Terlihat pengurusan berbagai persoalan kehidupan masyarakat begitu menyejahterakan, kuncinya yakni visi kehadiran negara sebagai pelaksana syariat Islam. Relasi yang mendasari hubungan penguasa dengan rakyat, adalah aqidah Islam yang terpancar dari-nya aturan kehidupan yang begitu sempurna dan selaras dengan fitrah insaniah.
Perbuatan rasulullah Waw., begitu insaniah dilanjutkan oleh para khulafaurrasyiddin, sehingga kesejahteraan hidup benar - benar dirasakan oleh setiap individu. Satu orang saja yang mengalami kelaparan, segera diatasi. Seperti tindakan khalifah Umar bin Khathab yang bersegera memenuhi kebutuhan pangan keluarga miskin dan pernyataan beliau RA, “Seandainya seekor keledai terperosok di Kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah SWT., ‘Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya ?,
Itulah gambaran sebagian tanggung jawab pemimpin terhadap rakyatnya yang telah ditentukan oleh Islam, sebabnya sosok pemimpin yang baik saja tidak cukup. Pemimpin yang baik harus ada dalam sistem pemerintahan yang baik, sistem pemerintahan yang baik tentu harus bersumber dari Zat Yang Maha Baik "Allah SWT". Itulah sistem yang telah diamanahkan, oleh Rasulullah Saw., kepada kaum Muslim sepeninggal beliau.
Editor Lilis Suryani
Oleh : Laela Faridah S. I. Kom.