𝐉𝐀𝐊𝐀𝐑𝐓𝐀
FWJRI (Forum Wartawan Jaya Indonesia), sangat menyangkan adanya tindakan yang melecehkan tugas dan fungsi wartawan diduga dilakukan oleh pejabat nomor satu di wilayah administrasi Kota Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Hal itu, disampaikan Ketua Umum FWJI Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan dalam keterangan resminya di Jakarta Selasa, 12/3/2024.
Dalam keterangan tertulisnya, menyebutkan adanya peristiwa pada hari Jumat, 8/3/2024 lalu bertempat di Aula Masjid Walikota Jakarta Utara sore hari. Hal tersebut, patut diduga sebagai bentuk penghinaan, pelecehan profesi serta tindak pidana kekerasan dengan pemitingan leher seorang wartawan disertai dengan ancaman dilakukan oleh seorang ajudan Walikota Jakarta Utara bernama Indra Mano (IM).
"Kami baru mendapatkan aduan tersebut kemarin, Minggu malam dan saya terima aduan itu. Diduga memeng betul ajudan Walikota Jakut melakukan pemitingan leher serta ancaman terhadap wartawan bersama kameramen dari media Kantorberita.co. " Mereka itu, anggota kami di FWJI. "Kata Opan.
Kronologis kejadian, menjabarkan bahwa sebelumnya rekan wartawan menkonfirmasikan untuk wawancara ke Walikota terkait adanya bentrokan aksi Aliansi Jakarta Menggugat di PT. Pelindo, " rekan kami menkonfirmasi ke Ali Maulana selaku Walikota Jakut terkait Sistem Pelabuhan Internasional demi kepentingan kenyamanan dan keselamatan warga kedepannya, "jelas Opan.
Konfirmasi bisa berlanjut setelah rekan wartawan melalui WhatsApp pesan singkatnya, disambut baik oleh Walikota Jakarta Utara bahkan Ali Maulana Hakim mempersilahkannya setelah acara di Masjid.
"Rekan kami tidak bersikap melanggar etik jurnalis dan tidak melanggar adab ketimuran, bahkan mereka menunggu hingga lama sampai acara Walikota selesai. Melihat Ali Maulana sedang santai sambil menghabiskan makanannya bersama para tamunya, rekan kami langsung menghampiri Walikota untuk meminta waktu wawancara. Disituh Ali Maulana Hakim menyambut ramah dan mengajukan 'wawancara dimana enaknya ?' Rekan kami menjawab senyaman pak Wali saja mau dimana. Akhirnya mereka setuju dan kameramen memasangkan klip on di kerah baju koko Walikota. "Beber Opan.
Namun lagi - lagi Walikota menapik dengan mengatakan, pakah kalian sudah konfirmasi ke Kominfo kami dan ke protokol kami ?' Dengan santun rekan kami menjawab, belum. Karena kami langsung konfirmasi ke pak Walikota melalui pesan WhatsApp ke pak Wali untuk meminta waktu wawancara sebelumnya.
"Nah disituhlah Ali Maulana menapik untuk tidak mau diwawancarai, dia beralibi rekan kami mengganggu obrolannya dengan seorang Habib di meja makan, padahal rekan kami melihat walikota sudah selesai makan dan sudah selesai ngobrol dengan habib. "Lanjutnya.
Dalam kondisi seperti itu Opan, menilai tak seharusnya seorang Pejabat Publik bersikap seperti itu. Jika dia memang masih ada obrolan dengan tamu dan habib di meja makan, dia bisa mengatakan 'sebentar ya bang, nanti saya kesana'. Dan tidak mengiyakan, bahkan menerima sodoran klip on siap di wawancara. Ketika Ali Maulana kembali meninggalkan rekan wartawan, kami, dia terlihat berikan isyarat tubuhnya yang seakan-akan memerintahkan ajudannya untuk melakukan tindakan pengusiran terhadap rekan jurnalis kami.
"Ajudan Walkot Jakut bertubuh tinggi dan kekar, langsung menghampiri rekan wartawan lalu memiting leher bernama Aka juga disertai mengancam - ngancam Aka dan Kameramen. Atas aduan itu, kami langsung konfirmasi ke Walikota Jakut melalui pesan WhatsApp pribadi, namun tidak mendapatkan respon apapun. Bahkan nomor WhatsApp saya di blokir oleh Walikota. "Ulas Opan.
Atas insiden tersebut FWJ Indonesia, akan lakukan aksi besar *COPOT* Ali Maulana Hakim Walikota Jakarta Utara dan Proses hukum Ajudannya yang bernama Indra Karena telah menghalang-halangi kinerja wartawan, melakukan pengancaman dan memiting leher seorang wartawan.
"Betul, kami akan lakukan aksi. Dan, akan menyuratkan ke Mendagri dan Pj. Gubernur DKI Jakarta serta Inspektorat yang mengarah pada Ali Maulana Hakim. Adapun ajudannya yang bernama Indra, akan kami komunikasikan ke Kapolres Metro Jakarta Utara untuk memproses hukum atas tindakannya. "Pungkas Opan. (𝐑𝐞𝐝𝐚𝐤𝐬𝐢)
Editor 𝐓𝐨𝐧𝐢 𝐌𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧𝐚.