Kabupaten Bandung Barat,-
Anggota DPR RI dari Komisi IV Fraksi Partai Golkar Dr. H. Dadang M. Naser SH,.S.Ip,. M. Ipol., melaksanakan kegiatan Reses Masa Persidangan III tahun 2024–2025 dengan menggandeng berbagai unsur elemen masyarakat seperti petani, peternak, distributor pupuk, aktivis serta tokoh organisasi masyarakat pada Rabu, 11 Juni 2025.
Dalam pertemuan tersebut, bahwa HDN menyampaikan target solusi sejumlah masalah hal penting terkait sektor pangan, lingkungan dan infrastruktur wilayah Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.
"Mendorong Bandara Kertajati, sebagai Pusat Kargo Internasional untuk impor dan ekspor khusus untuk barang bergerak ataupun barang mati diantaranya ; ikan, tumbuhan dan hewan serta Bandara Kertajati jadikan Bandara Haji baik untuk Umroh maupun Haji Besar".
Ia, menekankan pentingnya penempatan Balai Karantina di lokasi tersebut agar ekosistem logistik pertanian dan peternakan dapat terintegrasi dengan baik. "Ucapnya.
Menanggapi masalah sampah di TPA Sarimukti, harus segera dibentuk penanganan TPA yang sifat-nya Bandung Raya dan menjadi kewenangan g?Gubernur dengan alat teknologi incinerator yang ramah lingkungan dan asap-nya tidak berbahaya. "Ujarnya.
Terkait Distribusi pupuk ada pengurangan kuantiti, pupuk yang menjadi keresahan petani dan ada 3 Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat ini, sebagai temuan baru dan semestinya pupuk tersedia dengan kuantumnya.
Semestinya pupuk harganya sudah oke tetapi ternyata cuma 300 ton yang bersubsidi biasanya 1500 ton dan Masalah ini, saya akan bawa ke Jakarta untuk diselesaikan.
Berikutnya, perbaikan lingkungan yang rusak dengan pola agroforestri yang harus kita kuatkan baik untuk Kabupaten Bandung Barat maupun Bandung induk itu sama dan hal yang menarik dalam pertemuan ini. "Tuturnya.
Lanjut bagaimana kolaborasi para peternak, petani dan UMKM dengan Koperasi. "Satu Irama, Satu Gerakan Sabilulungan" Pentahelix harus berjalan termasuk dengan media.
HDN, mengkritisi tentang peralihan pungsi lahan di KBB dengan tata ruang-nya yang harus dijaga dan ada grafiknya, mana yang lahan harus hijau, harus kuning dan harus merah.
"Lahan merah digunakan untuk industri, lahan kuning untuk perumahan atau hunian, hijau harus lebih besar itu harus 60 % untuk lahan hijau dan tata ruang sebagai pengendaliannya. Makanya hutan yang sudah rusak harus diperbaiki dengan agroforestri. " Tandasnya. (Iyus)
Editor Toni Mardiana.