
KABUPATEN PANGANDARAN, -
Kisah tragis seorang pemuda bernama Royan Subakti bin Muhammad Muhidin, menjadi cermin perjuangan panjang melawan luka batin dan gangguan kejiwaan. Perjalanan kelamnya dimulai saat ia berusia 18 tahun, duduk di kelas 2 SMK, ketika menjadi korban perundungan teman-temannya. Merasa tidak aman, ia mencari perlindungan dengan mendatangi orang pintar, mempelajari ilmu tanpa guru dari internet, hingga memasang susuk baik yang ditelan maupun yang dipasangkan di tubuhnya. Namun, semua itu hanya memperburuk kondisinya Selasa, 10 Desember 2024.
Kondisi Gangguan mental mulai terlihat, ia sering kesurupan dan mengamuk saat berada di pesantren. Ketika pesantren tersebut, melakukan praktek pengobatan alternatif dibongkar, kondisinya semakin tidak terkendali hingga membahayakan dirinya sendiri dan orang - orang di sekitarnya. Keluarga mencoba berbagai cara, mulai dari pengobatan medis di rumah sakit sampai rukiah oleh seorang kiai.
Namun, dalam kurun tiga tahun, penyakitnya kambuh kembali. Royan harus dirawat di rumah sakit setiap tahun, termasuk sembilan kali di Rumah Sakit Banjar dan beberapa kali di Rumah Sakit Cisarua Bandung. Puncaknya terjadi pada 21 Oktober 2024 lalu. Royan berhenti makan, menolak minum obat, bertingkah di luar kendali dan bahkan mencoba masuk ke sumur, kolam serta sungai. Kondisi ini, memaksa keluarga membawanya ke Rumah Sakit Magelang, di mana ia dirawat selama 14 hari.
Hanya dua hari setelah pulang dari Magelang, kondisinya semakin memburuk. Royan menjadi agresif, sering mengamuk, memukul kaca hingga harus diikat kaki dan tangannya untuk mencegah hal - hal yang membahayakan. Sakit di dada semakin menyiksa, sementara upaya perawat untuk memberinya obat selalu gagal. "Keluarga yang panik merasa tidak berdaya".
Dalam kondisi ini, seorang karyawan rumah sakit Banjar merekomendasikan Rumah Solusi Himathera Indonesia (RSHI), tempat pemulihan kejiwaan yang dikenal telah membantu ribuan Sahabat Jiwa dari berbagai penjuru Indonesia. Keluarga, segera menghubungi Direktur Pengendali Kejiwaan Sahabat Jiwa Indonesia Kang Dede Adriansyah S.IP,. Cht,. MM., yang dengan tangan terbuka menerima permintaan bantuan mereka.
Rumah Solusi Himathera Indonesia berlokasi di Cikuya RT. 05/02, desa Kertajaya Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, tidak hanya menawarkan pengobatan medis, tetapi juga pendekatan spiritual serta terapi khusus seperti TCTS (Therapy Cleansing Traumatik Sindrom) yang menjadi metode unggulan. Dengan doa, dedikasi dan metode ini, keluarga berharap Royan dapat kembali pulih, produktif dan bermanfaat bagi masyarakat. "Ungkapnya.
Bagi Anda yang membutuhkan bantuan atau ingin mengetahui lebih lanjut, tentang program pemulihan di Rumah Solusi Himathera Indonesia, Anda dapat menghubungi Kang Dede Adriansyah di nomor 0853-1431-5600 atau kunjungi situs resmi di Himathera Indonesia.
"Mari bersama memberi harapan baru, bagi mereka yangMardiana membutuhkan." (Redaksi)
Editor Toni Mardiana.