MANCA DUNIA
Pernyataan pers pada Senin, 1/4/2024. Dikeluarkan oleh Kantor Informasi Pemerintah menyatakan bahwa, tentara pendudukan “Israel” melakukan pembantaian baru dengan mengebom beberapa tenda untuk jurnalis dan pengungsi di dalam tembok Rumah Sakit syuhada Al-Aqsa di Kegubernuran Pusat pada jam sibuk pergerakan orang sakit, terluka dan pengungsi, yang berujung sejumlah orang gugur syahid dan terluka.
"Kami mengutuk keras pembantaian baru, dilakukan oleh pendudukan Israel, di dalam tembok rumah sakit, yang menyediakan layanan medis dan kesehatan, bagi para pengungsi serta warga negara juga kami menyerukan semua organisasi internasional, regional dan lokal, terkait dengan kesehatan maupun pekerjaan medis, untuk mengutuk kejahatan yang mengerikan ini," ujarnya.
Dengan begitu, pihaknya menganggap pemerintahan Amerika, pendudukan “Israel”, dan Komunitas Internasional bertanggung jawab penuh atas kejahatan ini. Karena, mereka memberikan dukungan militer dan politik kepada pendudukan Israel, memberikan lampu hijau, untuk melanjutkan perang genosida, terhadap warga sipil, anak - anak, perempuan, dan para pengungsi.
"Kami menyerukan kepada organisasi - organisasi internasional dan semua negara di dunia bebas, untuk memberikan tekanan pada pendudukan Israel, untuk menghentikan perang agresif ini. Dan kami, menyerukan perlindungan rumah sakit dari kejahatan pendudukan “Israel”. " Tuturnya.
Sementara disisi lain, kata dia ada upaya memutuskan untuk menghentikan Komite Populer dalam memberikan bantuan. Serangan dilakukan dengan pembantaian yang terus menerus oleh pendudukan Zionis Israel, kami menyerukan kepada PBB untuk bekerja memulihkan Badan Bantuan juga Pekerjaan PBB untuk pengungsi dan Program Pangan Dunia serta Palang Merah, untuk bekerja di Kegubernuran Gaza dan Kegubernuran Gaza Utara. Sehingga, pihaknya menyerukan kepada PBB untuk menerapkan program bantuan terpadu yang mencakup kebutuhan keluarga dalam hal kuantitas dan kualitas.
"Pendudukan Israel menyebabkan kekacauan dan kelaparan, karena penolakan mereka untuk mengizinkan lembaga - lembaga internasional, terutama Palang Merah dan UNRWA serta Program Pangan Dunia, untuk bekerja di Kegubernuran Gaza dan Kegubernuran Utara. "Tutupnya.
Dilaporkan jumlah jurnalis yang gugur syahid meningkat menjadi (137 jurnalis), sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza. Setelah kematian jurnalis Muhammad Abu Dahrouj, yang terluka, akibat pemboman zionis, menargetkan tenda pengungsi dan tenda jurnalis, di dalam Rumah Sakit syuhada Al-Aqsa, di Deir Al-Balah, di Jalur Gaza tengah menyusul assyahid jurnalis Abdul Wahab Awni Abu Aoun. Jurnalis foto dan editor bersama dengan beberapa jurnalis, yang gugur syahid dalam pemboman zionis terhadap rumah mereka, di kamp Maghazi di Jalur Gaza tengah. (Tazeri)
Editor Toni Mardiana.