elitKITA.com // Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) demi mendukung iklim investasi dan pembangunan nasional. Pesan itu ia sampaikan dalam dialog publik di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025).
“Kita harus menjaga stabilitas Kamtibmas sehingga iklim investasi tetap kondusif serta pertumbuhan pembangunan nasional dapat terus berjalan dengan optimal untuk mencapai tujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat,” ujar Kapolri.
“Kerusuhan yang terjadi pada akhir bulan Agustus hingga awal bulan September kemarin tentunya berdampak pada instabilitas Kamtibmas dan dapat mengganggu perekonomian nasional, termasuk timbulnya kekhawatiran kalangan investor yang akan berinvestasi di Indonesia,” lanjutnya.
Ia menyebutkan kerusuhan tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian material seperti rusaknya fasilitas publik, gedung DPR, dan markas Polri di berbagai daerah, tetapi juga korban jiwa serta dampak imaterial berupa rasa takut, kekhawatiran, dan trauma di masyarakat.
“Untuk itu, penting bagi kita memastikan bahwa kebebasan berpendapat dijalankan secara tertib, damai, dan bertanggung jawab. Ruang demokrasi harus tetap hidup, namun tidak boleh menjadi celah bagi tindakan yang menghambat kemajuan bangsa,” tegas Kapolri.
Mantan Kabareskrim ini juga menegaskan penyampaian pendapat di muka umum merupakan hak konstitusional masyarakat yang dijamin undang-undang. Namun, ia mengingatkan agar hak tersebut tidak menimbulkan dampak negatif.
“Seiring dengan hak yang dijamin oleh negara, kewajiban dalam menyampaikan pendapat juga perlu untuk dipahami sehingga tidak melanggar ketentuan hukum dan membawa dampak negatif bagi kepentingan umum lainnya,” ucapnya.
Kapolri memastikan kehadiran Polri dalam aksi unjuk rasa bukan untuk membatasi penyampaian pendapat, melainkan menjamin keamanan dan kenyamanan bersama.
“Pada kegiatan aksi unjuk rasa yang tertib, Polri selalu berupaya mengedepankan pelayanan dan menghadirkan pendekatan pengamanan yang humanis. Pendekatan ini menempatkan dialog dan komunikasi bersama stakeholder terkait untuk mau bersama-sama mendengarkan aspirasi yang disampaikan,” jelas Jenderal Sigit.
“Sedangkan upaya represif adalah langkah terakhir, yaitu ultimum remedium apabila pendekatan persuasif dan restoratif tidak lagi dapat dilakukan. Karena ini merupakan bagian dari tugas Polri dalam memelihara kamtibmas serta memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat lain,” tutup Kapolri.
Peran Polri dalam menjaga Kamtibmas
Peran utama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) adalah memelihara keamanan, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Polri menjalankan tugas ini melalui berbagai kegiatan seperti pencegahan kejahatan, patroli, penegakan hukum, hingga pelayanan publik, dengan prinsipultimum remedium (tindakan represif menjadi upaya terakhir) dan penekanan pada pendekatan persuasif dan restoratif.
Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat: Mencegah gangguan keamanan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat. Menegakkan Hukum: Menindak pelanggaran hukum dengan profesional, akuntabel, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Memberikan Perlindungan, Pengayoman, dan Pelayanan: Melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan tulus sebagai bentuk tanggung jawab negara.
Melakukan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli: Melakukan kegiatan patroli rutin di siang dan malam hari, terutama di titik-titik rawan untuk mencegah kejahatan.
Upaya dan strategi Polri
Pendekatan Restoratif: Mengutamakan pemulihan, pembinaan, dan perlindungan masa depan, terutama dalam kasus yang melibatkan anak, sebagai upaya awal sebelum tindakan represif.
Pendekatan Represif: Bertindak represif hanya jika pendekatan persuasif dan restoratif tidak lagi dapat dilakukan, sebagai upaya terakhir (ultimum remedium) untuk menjamin keamanan masyarakat.
Siber: Aktif menangkal hoaks, ujaran kebencian, dan kejahatan digital di ruang siber.
Kemitraan: Mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui komunitas peduli keamanan, forum kemitraan, serta meningkatkan kerja sama dengan instansi lain seperti TNI, pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. (berbagai Sumber internet) (a'hendra)

