elitkita.com // Kepolisian berencana menggandeng pihak aplikator penyedia layanan jasa ojek online (ojol) untuk membuat layanan pengaduan oleh ojol bila menemukan suatu tindak pidana atau gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan sambutan apel Ojol Kamtibmas di Monas, Jakarta, pada Senin (20/10).
“Para pengemudi ojek online mempunyai potensi besar untuk turut serta dalam menjaga kondusifitas Kamtibmas,” lanjutnya.
Listyo mengungkapkan, selain sebagai pendorong ekonomi dan UMKM, ojol juga merupakan garda terdepan yang berada di lapangan. Oleh karena itu, menurutnya, ojol dapat membantu Kepolisian untuk memberikan informasi gangguan Kamtibmas secara langsung.
“Melalui kegiatan ini, Polri ingin memperkuat peran komunitas ojek online sebagai pelopor keselamatan dan disiplin berlalu lintas, pionir pencegah kejahatan, dan berkontribusi aktif dalam menjaga keteraturan sosial,” tuturnya.
“Para pengundi ojek online dapat menjadi sumber informasi bagi kepolisian dengan memberikan laporan tentang adanya potensi gangguan keamanan, kecelakaan hingga tindak pidana yang terjadi di jalanan secara real time,” tutup dia.
Ojol Penggerak Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat)
“Polri akan bekerja sama dengan aplikator transportasi online untuk memasang aplikasi keamanan ke dalam sistem, sehingga rekan-rekan pengundi ojek online dapat segera menghubungi personel Polri atau kantor polisi terdekat ketika menemukan dan mengalami permasalahan yang terjadi atau mungkin peristiwa tindak pidana di jalan serta membutuhkan pelayanan Kepolisian,” Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo
“Para pengemudi ojek online mempunyai potensi besar untuk turut serta dalam menjaga kondusifitas Kamtibmas,” lanjutnya.
Listyo mengungkapkan, selain sebagai pendorong ekonomi dan UMKM, ojol juga merupakan garda terdepan yang berada di lapangan. Oleh karena itu, menurutnya, ojol dapat membantu Kepolisian untuk memberikan informasi gangguan Kamtibmas secara langsung.
“Melalui kegiatan ini, Polri ingin memperkuat peran komunitas ojek online sebagai pelopor keselamatan dan disiplin berlalu lintas, pionir pencegah kejahatan, dan berkontribusi aktif dalam menjaga keteraturan sosial,” tuturnya.
“Para pengundi ojek online dapat menjadi sumber informasi bagi kepolisian dengan memberikan laporan tentang adanya potensi gangguan keamanan, kecelakaan hingga tindak pidana yang terjadi di jalanan secara real time,” tutup dia.
Ojol Penggerak Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat)
Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat) adalah penyelenggaraan tugas kepolisian yang mendasari kepada pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak mungkin dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek, melainkan harus dilakukan bersama oleh Polisi dan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat melalui kemitraan Polisi dan warga masyarakat, sehingga secara bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat men imbulkan permasalahan di masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk mengantisipasi permasalahannya dan mampu memelihara keamanan serta ketertiban di lingkungannya.
Dalam melaksanakan strategi Polmas, hendaknya setiap anggota Polri mampu menguasai karakteristik kerawanan daerah, serta memberdayakan potensi lokal maupun pranata sosial untuk mendukung pelaksanaan tugas Polri. Selain itu anggota Polri harus mampu menggali dan mengembangkan kearifan lokal, kemudian memformulasikan menjadi strategi guna mewujudkan masyarakat yang taat hukum. Polmas sebaiknya diimplementasikan dengan menyesuaikan pada budaya setempat, sehingga Polri dapat lebih membumi dan diterima oleh masyarakat, salah satunya kemitraan dengan Ojol.
Pendekatan Polri dengan Ojol dalam rangka pencitraan Polri harus dilaksanakan oleh seluruh anggota Polri mulai dari atasan yang paling tinggi sampai pada bawahan di tingkat paling bawah. Polri harus menerapkan Polmas di seluruh fungsi yang ada di kepolisian dan dimulai dari hal-hal yang sederhana, seperti :
1. Melalui pendekatan keagamaan
Kegiatan yang dimaksud adalah seperti shalat berjamaah atau pengajian bersama dengan masyarakat bagi yang beragama Islam, kebaktian bersama dan kegiatan-kegiatan lain sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Dalam melaksanakan strategi Polmas, hendaknya setiap anggota Polri mampu menguasai karakteristik kerawanan daerah, serta memberdayakan potensi lokal maupun pranata sosial untuk mendukung pelaksanaan tugas Polri. Selain itu anggota Polri harus mampu menggali dan mengembangkan kearifan lokal, kemudian memformulasikan menjadi strategi guna mewujudkan masyarakat yang taat hukum. Polmas sebaiknya diimplementasikan dengan menyesuaikan pada budaya setempat, sehingga Polri dapat lebih membumi dan diterima oleh masyarakat, salah satunya kemitraan dengan Ojol.
Pendekatan Polri dengan Ojol dalam rangka pencitraan Polri harus dilaksanakan oleh seluruh anggota Polri mulai dari atasan yang paling tinggi sampai pada bawahan di tingkat paling bawah. Polri harus menerapkan Polmas di seluruh fungsi yang ada di kepolisian dan dimulai dari hal-hal yang sederhana, seperti :
1. Melalui pendekatan keagamaan
Kegiatan yang dimaksud adalah seperti shalat berjamaah atau pengajian bersama dengan masyarakat bagi yang beragama Islam, kebaktian bersama dan kegiatan-kegiatan lain sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Melalui pendekatan adat istiadat
Pendekatan khusus ini menjadi penting dalam implementasi Polmas karena, hingga kini masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang tetap menggunakan hukum adat dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Selama ini, institusi adat di berbagai daerah telah banyak terbentuk namun banyak juga yang tidak berjalan. Untuk itu, kehadiran Polmas akan memaksimalkan tugas dan peran adat yang sudah terbentuk tersebut.
Jika lembaga atau istitusi adat dapat berjalan, maka secara tidak langsung akan mendukung terwujudnya kamtibmas yang diharapkan oleh Polri dan masyarakat.
3. Melalui pemahaman terhadap karakteristik masyarakat lokal
Masyarakat Indonesia yang multikultural memang harus dipahami secara mendalam oleh setiap anggota Polri. Perbedaan karakter masyarakat antara satu daerah dengan daerah lainnya sangat penting difahami dan dipelajari. Anggota Polri yang bertugas di daerah hendaknya melihat dan memahami karakteristik masyarakat setempat. Karakteristik masyarakat yang keras tentu berbeda menghadapinya saat bertemu dengan karakteristik masyarakat yang santun.
4. Melalui pendekatan ekonomi masyarakat lokal
Tatanan ekonomi yang berbeda antara satu daerah dengan daearah lainnya juga bagian dari kearifan lokal yang harus dipahami personel, terutama terkait dengan pengelolaan ekonomi yang bersumber dari hasil alam. Anggota Polri pengemban kebijakan Polmas harus mampu menjembatani kelompok-kelompok ekonomi tersebut dalam suatu wadah komunikasi sebagai sarana bagi masyarakat dan anggota dalam berdialog, menjalin hubungan emosional dan memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan masyarakat, sehingga selanjutnya masyarakat dapat memberikan timbal balik berupa partisipasi aktif dalam membantu tugas-tugas kepolisian.
Pengetahuan terhadap karakteristik sosial budaya masyarakat dan norma-norma / kearifan lokal yang terdapat pada lingkup wilayah penugasannya merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh setiap petugas polmas untuk memudahkan petugas dalam berinteraksi lewat bahasa daerah dan berperilaku sesuai adat / kebiasaan masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan efektifitas problem solving, salah satunya Ojol.
Oleh karena itu, setiap petugas Polmas harus mampu memperdalam masalah kearifan lokal (local wisdom). Pemahaman akan kultur yang ada dalam lingkungan masyarakat adat dan pengetahuan terhadap cara-cara pendekatan yang memprioritaskan aspek sosio-kultural, akan lebih memudahkan di dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. (a'hendra)
peran masyarakat dalam menjaga kamtibmas, makalah intelejen negara, Polisi Masyarakat Polmas, Bintara Pembina Desa, makalah polri, naskap polri, artikel polri, kamtibmas, intelejen, polmas, unjuk rasa, tugas polisi sipil, presisi quick count polisi sipil dalam konteks polri, Manajemen demokrasi Polri kepolisian negara republik Indonesia, pelayanan, pengayom, pelindung dan penegakan hukum, demokrasi, interaksi harmonis, astina, astamaops Polri adalah, hari juang polri, hut polri 2025, robot anjing polri, gugus tugas polri, kuota polri, rekrutmen polri, Korlantas polri, Peran masyarakat dalam gugus tugas polri, kuota polri, rekrutmen polri, Korlantas polri
