KOTA BANDUNG
Beredarnya informasi terkait dugaan terima suap yang dilakukan oleh salah satu oknum Komisioner KPU Jabar, dikutif dari akun tiktok @antigratifikasi beberapa hari yang lalu Kota Bandung Selasa, 19/3/2024.
Dalam akun tersebut, terlihat terjadi penerimaan gepokan pecahan uang rupiah dan dolar ditaksir sebesar Rp. 4 miliar. Namun, dalam tayangan juga terlihat AN menerima uang tersebut. Tentunya hal ini, mendapat sorotan berbagai awak media.
Terjadi dalam transaksi penyuapan tersebut, menurut keterangan berbagai narasumber yang dihimpun awak media. Bahwa, penerimaan suap menjanjikan kemenangan salah satu caleg DPR RI dapil Jabar XI. Dan, permintaan ditambah dengan 1 (satu) unit rumah di Kota Bandung.
Menanggapi informasi tersebut, awak media mencoba mengkonfirmasi kepada ketua KPU Jabar Ummi dan AN selaku Komisioner KPUD Jabar untuk memastikan kebenarannya bertempat di kantor KPU jalan Garut Kota Bandung Selasa, 19/3/2024.
Dalam tayang tersebut saat wartawan elitkita.com, mengikuti Ketua KPU yang enggan dimintai keterangan
Doorstop pun dilakukan sejumlah awak media yang tergabung FWJI (Forum Wartawan Jaya Indonesia), usai jeda rapat pleno selaku ketua KPU Jabar Ummi Tidak dapat memberikan keterangan dan segera menuju ruangan khusus yang dikawal para petugas KPU. Namun, para awak media melanjutkan wawancara untuk dimintai keterangan dugaan suap tersebut. Bahkan, para awak media tidak bisa berhadapan langsung dengan Ummi yang dikelilingi para petugas pengaman. Hal ini, awak media saat melakukan dorstop seolah - olah menjadi suasana kejar - kejaran.
Bahkan, para awak media sulit untuk mendapatkan keterangan yang di kawal begitu ketat oleh para pihak petugas pengaman.
Menurut ketua FWJI DPD Jabar Tony Maulana, menyampaikan padahal hanya untuk dimintai klarifikasi dengan adanya dugaan tersebut. Bahkan, tidak ada awak media secara fisik menimbulkan kerugian atau mengganggu aktipitas di KPU, hanya melaksanakan sebagai kontrol sosial. Pihak AN dan ketua KPU Jabar, yang memberikan keterangan tidak jelas dan mengatakan itu tidak benar, bahkan ditanya mengenai video tersebut AN tidak mengakuinya juga mengenai uang yang diterima berbentuk pecahan gepokan rupiah dan dolar. "Itu tidak benar, kata AN. " Ungkap Tony.
Hal ini, para media untuk mendapatkan keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan juga agar tidak ada unsur fitnah, rekayasa berita dan sangkaan yang menyesatkan. "Tambah Tony. Namun saat itu, pihak ketua KPU Jabar, mengatakan kalau aku bungkam bagaimana," Ucapnya.
Usai jeda rapat terbuka AN, telah ganti kostum atau pakaian yang tadinya krudung coklat/baju krem berganti warna krudung hitam/baju putih, hal ini diduga seolah - olah untuk mengkelabui kejaran para wartawan yang terus mendesak dimintai keterangan pers-nya.
Para awak media, sampai selesai acara tidak melanjutkan wawancara dikarenakan menjungjung tinggi kode etik jurnalistik. Untuk kelancaran dalam pelaksanaan penyelenggaraan rapat pleno terbuka yang krusial, demi terselenggaranya Demokrasi yang adil, bermartabat dan jujur. (02)
Editor Toni Mardiana.